Menghadapi Ere Globalisasi, masyarakat Indonesia seakan disuguhkan dengan sajian-sajian mulai dari teknologi, sampai gaya hidup serta budaya yang cenderung selalu kita adopsi dari luar negri. Mainset kita, kalau boleh jujur seperti sudah dihipnotis sedemikian rupa bengan budaya-budaya luar. Contoh yang paling gampang saja, kita lebih cenderung percaya bahwa produksi barang yang dari luar negeri itu adalah sudah psti baik. Misal: pabrikan-pabrikan produk elektronik sampai kendaraan bermotor di Indonesia didominasi kalangan asing, padahal bukan berarti kita tidak mampu membuat hal yang demikian, tetapi salahsatu faktornya adalah pencitraan yang sudah sedemikian kuat tertanam di otak kita bahwa barang-barang tersebutlah yang paling baik.
Tampaknya kita perlu berkaca diri kepada salah satu negara paling maju di Asia yang walaupun dilihat pada berbagai bidang mulai dari ekonomi sampai teknologi adalah salahsatu negara termaju, tetapi Jepang sekali kali tidak pernah meninggalkan kebudayaan asli negaranya. Rupanya sejarah mencatat Jepang pernah melakukan dobrakan yang sangat besar pada negaranya, mungkin ini adalah salahsatu faktor yang turut berperan besar dalam eksistensi Jepang di mata dunia tanpa melupakan jati diri suatu bangsa itu sendiri. Pada tahun 1638, Jepang menutup diri dari mata dunia, pada saat itu pemerintahan Jepang masih dipimpin oleh seorang Shogun yaitu Shogun Tokugawa. Beliau menerapkan politik isolasi di Jepang selama kurang lebih 2 abad. Selama 2 abad itu Jepang benar-benar menjadi negara yang terisolir, sama sekali tidak melakukan kontak dengan dunia luar. Baru pada tahun 1853, Jepang perlahan-lahan mulai membuka diri dengan dunia luar. Itupun juga karena desakan AS yang pada waktu itu melakukan intervensi dipimpin oleh Komodor Perry. Kaisar Mutsuhito, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Kaisar Meiji melakukan Restorasi besar-besaran di negeri matahari terbit tersebut.
Hal-Hal penting yang dilakukannya adalah: -Membentuk Parlemen. -Membangun Angkatan perang. -Setiap Warga Negara diberikan Hak & Kewajiban yang sama. -Melakukan peraturan Wajib Belajar. -Mempelajari serta mengembangkan IPTEK dunia barat. -Membentuk Tentara Nasional.
Jepang melakukanmodernisasi selama -+50 tahun karena mereka sadar betul setelah 2 abad engsingkan diri, mereka akan termarginalkan jika tidak segera melakukan pembangunan. Pada tahun 1868 Jepang mencoba peralatan perangnya dengan mengekspansi Korea dan berhasil menguasainya. Lalu gebrakan besar pun terjadi. Jepang mulai percaya diri dengan mulai berperang dengan Russia memperebutkan Manchuria. Diluar dugaan Jepang berhasil menang dan menguasai daerah tersebut. "puasa" yang dilakukan Jepang ternyata berbuah manis. Jepang menjadi negara maju yang tetap memiliki kebudayaan serta tidak kehilangan jatidiriya sebagai suatu bangsa yang besar.
Kembali lagi ke Indonesia. Haruskah kita juga nelakukan isolasi seperti yang dilakukan oleh Jepang mengingat rasa Nasionalisme serta rasa cinta budaya Negeri sendiri kian memudar? ataukah masih ada cara lain yang bisa menghentikan dampak negatif dari Globalisasi yang kian menggerus budaya kita?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar